Domain ‘.ID’ saat ini sudah bisa digunakan (anything.ID) - Bagi masyarakat Indonesia, saat ini penamaan domain bertambah satu lagi dengan dibukanya satu Domain Tingkat Tinggi (DTT), yaitu .ID yang dikenal dengan ‘anything.ID‘. Sebelumnya kita hanya mengenal sebelas nama Domain Tingkat Dua (DTD), yaitu : co.id, biz.id, web.id, my.id, or.id, sch.id, ac.id, desa.id, net.id, go.id, dan mil id. Bagaimana syarat dan ketentuan mendapatkan domain .ID ini? Ikuti saja ulasan singkatnya berikut.
Dengan dibukanya domain .ID ini, maka masyarakat Indonesia bisa
membuat web dengan nama dan langsung diikuti .id, misalnya: namakita.id,
budi.id, ada.id, belanja.id, ebsoft.id dan sebagainya. Tentu ini
merupakan kabar yang baik, karena nama domain bisa lebih singkat dan
domain kita juga bisa lebih “mendunia”, karena sebagian besar negara
lain juga sudah mempunyai DTT sendiri, seperti .US, .SG, .JP, .IN dan
sebagainya.
Tetapi sebelum domain .ID ini tersedia untuk umum (publik) seperti domain-domain lainnya, ada diadakan tiga tahapan, yaitu :
- Periode Sunrise. Periode ini terbuka bagi semua pemegang merek yang terdaftar pada Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dan berlangsung pada 20 Januari – 17 April 2014.
- Periode Grandfather, Periode ini terbuka bagi semua pemegang domain tingkat dua (DTD) .id yang sudah terdaftar sebelumnya, yang berlangsung pada 21 April – 13 Juni 2014.
- Periode Landrush, Periode ini terbuka bagi semua warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan ketentuan penggunaan nama domain, yang berlangsung pada 16 Juni – 15 Agustus 2014.
Setelah periode Lundrush, yaitu mulai 17 Agustus 2014. ‘anything.id’ akan memasuki tahap General Availability
atau tersedia bagi siapa saja seperti domain-domain lainnya. Kemudian
yang lebih penting, berapa harga untuk bisa mendapatkan domain .ID
tersebut?
Diluar berita gembira (baik) karena sudah dibukanya domain .ID ini,
disini mungkin berita ‘buruk’ (kurang enak)-nya. Karena Pengelola Nama
Domain Internet Indonesia (PANDI), memang menyasar domain ID untuk
kalangan industri/pemilik merk/brand, maka harganya pun jauh diatas
harga nama domain lainnya.
Untuk 3 tahap pertama, yaitu periode Sunrise, Grandfather dan Landrush, terdapat biaya administrasi dan biaya akuisisi, diluar biaya rutin tiap tahun. Lebih jelasanya, harga domain .ID dibagi menjadi 4 tahap, secara ringkasnya sebagai berikut :
- Untuk Periode Sunrise, biaya administrasi sebesar Rp. 500.000, biaya akuisisi minimal Rp. 5.000.000 dan biaya per tahun Rp 500.000, sehingga total biaya ketika membeli pertama kali minimal adalah Rp 6.000.000.
- Untuk Periode Grandfather, biaya administrasi sebesar Rp. 250.000, biaya akuisisi minimal Rp. 2.500.000 dan biaya per tahun Rp. 500.000, sehingga total biaya ketika membeli pertama kali minimal Rp. 3.250.000.
- Untuk Periode Landrush, biaya administrasi sebesar Rp. 100.000, biaya akuisisi minimal Rp. 1.000.000 dan biaya per tahun Rp. 500.000, sehingga total biaya ketika membeli pertama kali minimal Rp. 1.600.000.
- Untuk Periode General Availability, mulai tanggal 17 Agustus 2014, hanya ada biaya rutin per tahun Rp. 500.000
Mengapa ada harga minimal? karena ada istilah pelelangan dan untuk
mengantisipasi jika ada lebih dari satu orang/badan yang ingin membeli
nama domain yang sama. Salah satu kriteria yang akan diambil adalah
siapa yang paling tinggi membayar biaya akuisisi.
Melihat biayanya, sangat jauh dari harga domain lainnya, misalnya
web.id yang bisa didapatkan hanya sekitar 50.000 per tahun, .net.id,
co.id yang hanya sekitar 100.000 pertahun atau .com, .org yang hanya
100.000 per tahun. Tetapi mungkin bisa dimaklumi, kerena memang
sasarannya badan/orang yang sudah mempunyai merk/brand di Indonesia,
meskipun ini sangat disayangkan, karena dengan biaya sebesar itu tiap
tahun, yang mampu membeli mungkin hanya kalangan tertentu saja.
Informasi lebih lengkapnya bisa mengunjungi website domain.id atau mengunduh dokumentasi atau BUKU PANDUAN APLIKAN DOMAIN ANYTHING.ID (PDF).
Good article,need tutorial plugin wordpress,click in here
ReplyDelete